02/05/2013 14:56
Hardiknas, M Nuh Dihadiahi 'Surat Cinta Untuk Mendikbud'
oleh Silvanus Alvin
Pada
peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mendapatkan kado spesial dari para
mahasiswa. Kotak bertuliskan 'Surat Cinta Untuk Mendikbud' itu
diserahkan langsung mahasiswa ke tangan sang menteri.
"Semoga
bapak bisa membaca dan mengerti aspirasi kami," kata seorang perwakilan
mahasiswa kepada Nuh di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Kamis (2/5/2013).
10
mahasiswa yang beruntung menemui Nuh ini merupakan perwakilan dari
puluhan mahasiswa dari berbagai universitas yang bergabung untuk menolak
pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dan kurikulum 2013. Selama 1 jam,
kesepuluh mahasiswa ini mencecar Nuh dengan berbagai pertanyaan.
Dalam
pertemuan itu, salah seorang mahasiswa mempertanyakan alasan UN
dijadikan sebagai standar pendidikan di Indonesia. Padahal UN justru
memancing sikap tak jujur siswa. Menanggapi pertanyaan ini, Nuh menjawab
santai.
"Sampean bayangkan, kapan sih orang tahu jujur
atau tidak jujur, saat kapan? Kalau dia punya kepentingan dan punya
kesempatan, dia lakukan itu, baru terbukti," ucap Nuh.
"Kalau
seseorang belum pernah jadi bendahara, lalu saya katakan orang ini
jujur, saya belum berani katakan karena dia belum teruji. Teruji kalau
dia ada desakan untuk ambil uang, tapi tidak diambil. Jika alat untuk
melatih kejujuran dicabut, bagaimana kita tahu dan menilai seseorang itu
jujur?" imbuhnya.
Nuh kemudian menceritakan asal
muasal UN. Sebelum UN diberlakukan, pemerintah sempat menerapkan ujian
yang dipegang alih masing-masing sekolah. Namun, untuk standarisasi
nilai pada semua sekolah di Indonesia, dilahirkanlah UN.
"Dulu
awalnya, ujian itu nasional, dan semua tidak lulus. Lalu dikembalikan
ke sekolah, semua dapat 8 atau 9. Tapi gimana caranya bedakan nilai 8 di
sekolah A dan sekolah yang lain? Akhirnya lahirlah Ebtanas, atau
sekarang dikenal UN," ujar Nuh.
Mengenai pelaksanaan
kurikulum 2013, Nuh menyatakan belum bisa sepenuhnya dijalankan. "Itu
tidak akan langsung diterapkan 100 persen. Itu akan diterapkan bertahap
dan terbatas," pungkas Nuh. (Ndy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar